1. Pada beberapa tahun terakhir, PSSI sering resisten terhadap intervensi luar dan gagal bersinkronisasi dengan pemerintah. Hal itu terbukti dengan pembekuan PSSI pada 2015 oleh Menpora, Imam Nahrawi.
2. Komposisi voter di kongres PSSI tak ideal, karena tidak mencakup seluruh stakeholder. Satu contoh, ada pemangku kepentingan paling penting, yaitu publik / suporter tidak bisa berpartisipasi di level kongres, ataupun kesebelasan profesional.
3. PSSI selalu menganggap akuntabilitas hanya dikirim ke anggota,padahal interest publik begitu tinggi. Kini, sepak bola sudah menjadi komoditas penting, layaknya bahan pokok.
4. Kasus pengaturan pertandingan terjadi karena lemahnya pengawasan. Di negara dengan industri sepak bola yang maju, match-fixing bisa terjadi. Namun dapat ditekan karena ada pengawasan yang efektif.
5. Tidak adanya akuntabilitas, keterbukaan, dan transparansi yang nyata dari PSSI kepada publik.
6. Komposisi anggota di Komite Eksekutif PSSI tak ideal, karena tidak ada pihak independen yang dapat menyeimbangkan suara atau kekuatan.
Sumber: Bola.com
No comments:
Post a Comment